FK-KMK UGM. Departemen Histologi dan Biologi Sel Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) mengadakan kunjungan silaturahmi ke kediaman Ibu Sumaryati di wilayah Sleman, DIY, sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian beliau selama 37 tahun sebagai tenaga kependidikan. Kunjungan ini dilakukan tidak lama setelah beliau resmi memasuki masa purna tugas pada 28 Februari 2025, menandai akhir dari perjalanan kariernya sebagai laboran yang telah banyak berjasa dalam mendukung kegiatan laboratorium dan riset di lingkungan FK-KMK UGM.
Selama masa baktinya, Ibu Sumaryati dikenal sebagai sosok yang cekatan, teliti, dan berdedikasi tinggi. Ia tak hanya bertanggung jawab dalam menyiapkan praktikum mahasiswa, tetapi juga membantu para peneliti lintas jenjang—baik dari kalangan mahasiswa S1 hingga dosen dan peneliti dari dalam maupun luar UGM. Ketekunannya berkontribusi besar terhadap keberlangsungan ekosistem akademik yang produktif dan kolaboratif di Departemen Histologi dan Biologi Sel.
Menjelang purna tugas, Ibu Sumaryati mengikuti berbagai pelatihan untuk mempersiapkan masa pensiunnya. Kini, di usia yang tidak muda lagi, beliau tetap menjaga rutinitas sehat dan produktif. Setiap pagi ia menggantikan aktivitas berangkat kerja dengan berjalan kaki mengelilingi lingkungan tempat tinggal, menyapa tetangga, dan menikmati suasana pagi. Hal ini menjadi bagian dari upaya menjaga kesehatan jasmani dan rohani, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Tak hanya itu, Ibu Sumaryati juga aktif menjalankan hobi bercocok tanam. Halaman rumahnya dipenuhi berbagai tanaman—mulai dari tanaman hias, tanaman buah, hingga tanaman obat yang dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Bersama sang suami yang juga telah pensiun, ia mengelola kolam ikan nila yang berlokasi tak jauh dari rumah. Hasil panen ikannya tidak hanya mencukupi kebutuhan protein keluarga SDG 2: Tanpa Kelaparan, namun juga menjadi sumber tambahan pendapatan rumah tangga SDG 1: Tanpa Kemiskinan, maupun SDG 5: Kesetaraan Gender.
Lebih dari itu, Ibu Sumaryati mengolah ikan hasil panennya menjadi produk ikan berbumbu beku yang siap masak. Produk ini dijual kepada rekan dan tetangga sekitar, serta mulai merambah pasar pelanggan yang lebih luas. Aktivitas pasca purna karya yang dijalani Ibu Sumaryati menunjukkan bahwa semangat untuk terus berkarya tidak serta merta berhenti saat seseorang telah pensiun dari institusi. Justru, masa ini menjadi ruang untuk tumbuh dalam bentuk yang berbeda—lebih mandiri, bermanfaat, dan penuh makna.
Kisah Ibu Sumaryati menjadi contoh inspiratif bagaimana masa purna karya dapat dijalani dengan penuh semangat dan nilai keberlanjutan. Ia membuktikan bahwa kontribusi untuk masyarakat dan lingkungan tidak terbatas oleh usia maupun status pekerjaan formal. Semangat seperti inilah yang terus hidup dan menjadi bagian dari keluarga besar FK-KMK UGM. (Kontributor: Dewi Kartikawati Paramita).