FK-UGM. Limfoma atau tumor ganas limfoid termasuk dalam sepuluh besar keganasan yang paling banyak ditemukan di Yogyakarta, khususnya limfoma nonHodgin. Limfoma nonHodgkin memiliki sub kelompok yang sangat heterogen dengan klasifikasi yang selalu berkembang.
Dari seluruh subtype limfoma nonHodgkin sel B, diffuse large B cell lymphoma merupakan subtype yang paling banyak dijumpai. Hal ini disampaikan oleh staf Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran UGM, dr. Indrawati, SpA., Rabu (26/10) dalam ujian terbuka Doktor di gedung Radioputro lantai 1 Fakultas Kedokteran UGM dengan judul disertasi “Kajian Faktor Prognosis Klinis Morfologi Subtipe Molekular dan Interleukin 10 pada Diffuse Large B Cell Lymphoma”.
“Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar faktor-faktor penyusun International Prognostic Index, varian morfologi, subtype molekuar, double-hit diffuse large B cell lymphoma, polimorfisme gen IL10 dan ekspresi IL10 dengan ketahanan hidup penderita diffuse large B cell lymphoma,” papar peraih gelar Doktor ke-268 Fakultas Kedokteran UGM ini.
Penelitian yang dipromotori oleh Prof. Dr.dr. Soeripto, SpPA(K) pada akhirnya merekomendasikan adanya standard pengelolaan kasus limfoma meliputi pemeriksaan klinis, radiologis, laboratorium serta penambahan panel imunohistokimia untuk meningkatkan akurasi diagnosis dan prognosis kasus limfoma maupun diffuse large B cell lymphoma. (Wiwin/IRO).