Site icon FK-KMK UGM

Kanker Nasofaring pada Ujian Doktor FK UGM

Kanker Nasofaring (KNF) merupakan tumor daerah leher dan kepala dengan penyebab yang kompleks. Survai di RS Kanker Dharmais menyatakan bahwa dalam kurun waktu tahun 2000 – 2005 terdapat 235 penderita KNF dan didominasi oleh laki-laki. Pada sebagian besar pasien terjadi metastasis jauh terutama pada stadium IV sebanyak 56%, sedangkan pada stadium III dan II masing-masing 19%, residif bukan di nasofaring yaitu di intra kranial, retrobulber atau kelenjar getah bening daerah leher atau supraclaviculae sebanyak 6%. Berdasarkan data ini terungkap bahwa sebagian besar pasien KNF datang pada stadium yang lanjut. Sesuai dengan paparan yang disampaikan Dr. dr. Demak Lumban Tobing, Sp.PK pada ujian doktor program studi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM.

“Dari 46 sampel pasien (dimana jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan), rata-rata usia laki-laki 47 tahun (median: 48 tahun ) dan perempuan 44 tahun (median: 45 tahun), pada analisis histopatologi menunjukkan Non keratinizing nasopharyngeal Ca undifferentiated subtype”, ujar beliau.

Menurut dr. Demak yang berhasil lulus dengan predikat sangat memuaskan, saat ini untuk pemantauan penyakit dapat dilakukan deteksi keberadaan DNA-EBV di dalam sirkulasi dengan Real time PCR (polymerase chain reaction). Pengukuran DNA EBV ini dapat digunakan sebagi uji saring, memantau perjalanan penyakit dan memprediksi prognosis. Dalam upaya mencari parameter yang lebih baik untuk deteksi dan pemantauan KNF, di RS Kanker Dharmais telah dilakukan pemeriksaan DNA EBV pada pasien KNF yaitu pemeriksaan fragmen DNA EBV yang mengkode protein laten EBNA1 dan LMP2.

Dari hasil penelitian dr. Demak ditemukan bahwa, dari ketiga petanda: DNA LMP2, RNA LMP2A dan protein ITGa6, dalam penelitian diperoleh pengukuran DNA LMP2 secara statistik menunjukkan perbedaan bermakna antara KNF stadium lanjut dan stadium awal sehingga dapat digunakan sebagai indikator progresivitas. (Dian/IRO)

Exit mobile version