Site icon FK-KMK UGM

FK-KMK UGM dan Kemenkes Susun RAN UBM 2025–2029 untuk Wujudkan Indonesia Bebas Rokok

FK-KMK UGM. Dalam rangka memperkuat layanan penghentian kebiasaan merokok dan menekan angka prevalensi perokok aktif di Indonesia, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) melalui Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan World Health Organization (WHO) Indonesia, menyelenggarakan pertemuan konsultatif guna membahas pengembangan Rencana Aksi Nasional (RAN) Upaya Berhenti Merokok (UBM) 2025–2029. Pertemuan ini dilaksanakan pada Senin (17/03) secara hybrid dari Ruang Rapat Riset Implementasi, Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, sebagai wadah menjaring masukan lintas sektor demi penyempurnaan dokumen kebijakan yang lebih responsif dan implementatif.

Kegiatan ini dihadiri oleh 42 peserta yang terdiri dari perwakilan kementerian dan lembaga strategis, baik hadir secara luring (28 peserta) maupun daring (14 peserta). Beberapa instansi yang terlibat antara lain Kemenko PMK, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Bappenas, BPOM, BPJS Kesehatan, serta sejumlah direktorat teknis di bawah Kementerian Kesehatan. Partisipasi dari organisasi profesi dan asosiasi juga memberi bobot penting dalam diskusi, seperti Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Komite Nasional Pengendalian Tembakau, Asosiasi Dinas Kesehatan, dan Persatuan Rumah Sakit Indonesia.

Pertemuan dibuka oleh dr. Benget Saragih, M.Epid., selaku Ketua Tim Pengendalian Penyakit Akibat Tembakau dan Penyakit Paru (PPAT & PP) Kemenkes RI, dilanjutkan dengan pemaparan substansi rancangan RAN oleh Prof. Dra. R.A. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D. dari FK-KMK UGM. Selanjutnya, diskusi mendalam terhadap empat bab utama dalam dokumen RAN dipandu oleh Hanifah Rogayah, SKM, MPH dan Rindu Rachmiaty, SKM, M.Epid, yang juga bagian dari Tim PPAT & PP.

Tim FK-KMK UGM turut berperan aktif dalam pertemuan ini, dengan menghadirkan jajaran akademisi dan praktisi kesehatan, antara lain: Prof. Dra. R.A. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., dr. Bagas Suryo Bintoro, Ph.D., Mentari Widiastuti, S.Farm., Apt., MPH., dr. Gilbert Kusila, MHS, AIFO-K., Deskantari Murti Ari Sadewa, S.Kep., Ns., dan Wilda Fauzia Ulfa, S.Psi. Kolaborasi ini menegaskan peran UGM dalam pengembangan kebijakan berbasis bukti untuk kesehatan masyarakat.

Kegiatan ini menjadi langkah penting dalam mendukung Upaya Berhenti Merokok (UBM) di Indonesia, yang sebelumnya telah menunjukkan peningkatan permintaan layanan dari 30,4% (2011) menjadi 43,8% (2021), meskipun masih menghadapi berbagai tantangan dalam hal efektivitas layanan dan akses yang merata. Inisiatif pengembangan RAN UBM 2025–2029 ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 11: Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil ini menjadi bukti nyata pentingnya sinergi lintas sektor dalam merancang kebijakan publik yang berdaya guna dan berdampak luas.

Dengan pendekatan partisipatif dan berbasis data, RAN UBM 2025–2029 diharapkan dapat menjadi dokumen strategis dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, produktif, dan bebas dari dampak buruk tembakau. FK-KMK UGM, sebagai institusi akademik yang berorientasi pada pembangunan kesehatan masyarakat, terus berkomitmen untuk mengambil peran aktif dalam mengawal lahirnya kebijakan-kebijakan yang mendukung tercapainya Indonesia bebas rokok. (Kontributor: Deskantari Murti Ari Sadewa, Wilda Fauzia Ulfa).

Exit mobile version