FK-KMK UGM. Departemen Anestesiologi & Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM berkolaborasi dengan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM) dan Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) dalam menyelenggarakan pelatihan keterampilan dasar tanggap darurat pada Sabtu (24/5/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari kolaborasi Tridharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat, dengan tujuan meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan sivitas akademika dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan medis.
Acara dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, M.Sc., Dekan FTP UGM, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran kampus sebagai pusat edukasi sekaligus agen perubahan sosial. Hal senada disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Tyas Utami, M.Sc., Kepala Departemen Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, yang berharap kegiatan ini menjadi pijakan awal untuk membangun jejaring kerja sama yang berkelanjutan antara fakultas, relawan, dan institusi kesehatan.
Sesi talkshow menghadirkan narasumber dari FK-KMK UGM dan KREKI DIY. Di antaranya adalah dr. Bowo Adiyanto, Sp.An TI, Subsp.TI(K), M.Sc.; dr. Pinter Hartono, Sp.An TI, Subsp.An.O(K), MM; dan dr. Adijaya Dita Pratama, SpAn-TI, yang memberikan materi Bantuan Hidup Dasar (BHD) mencakup penanganan henti jantung mendadak dan kegawatdaruratan pernapasan. Selain itu, dari KREKI DIY hadir Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep. dan dr. Agung Widianto, Sp.B(KBD) yang membawakan materi penanganan luka, perdarahan, dan patah tulang.
Puncak acara adalah sesi praktik Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang diikuti oleh sekitar 150 peserta dari kalangan mahasiswa dan dosen FTP UGM. Kegiatan ini dipandu langsung oleh dr. Bowo, di mana peserta dibagi dalam tiga kelompok untuk melakukan simulasi pertolongan pertama menggunakan manekin CPR. Latihan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan dasar pertolongan sebelum pasien mendapatkan penanganan medis lanjutan di rumah sakit.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kapasitas respons darurat di lingkungan akademik dapat meningkat secara signifikan. Kesiapsiagaan terhadap kondisi seperti serangan jantung, kecelakaan, atau situasi darurat lainnya menjadi bagian penting dalam menciptakan kampus siaga bencana dan ramah kesehatan. Kegiatan ini juga sejalan dengan SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera melalui penguatan kapasitas respon darurat kesehatan, SDG 4: Pendidikan Berkualitas lewat integrasi pelatihan berbasis keterampilan dalam lingkungan kampus, serta SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan dengan mengedepankan kolaborasi lintas fakultas dan lembaga relawan. (Kontributor: Ahmad Fauzi, Irham Hanafi).