Site icon FK-KMK UGM

FK kembali meluluskan Doktor Baru

Kelahiran prematur masih menjadi masalah dalam kesehatan reproduksi, karena pada anak yang dilahirkan dapat terjadi masalah fisik, psikologis dan juga menimbulkan masalah ekonomi bagi suatu negara. Kelahiran premature merupakan keadaan yang disebabkan oleh banyak factor yang meliputi faktor genetik dan lingkungan. Hubungan polimorfisme (single nucleotide polymorphism, SNP) beberapa gen tertentu diduga berperan penting dalam terjadinya kelahiran premature, seperti yang diungkap oleh Dr. dr. M.Andalas, Sp.OG dalam promosi doktor di Prodi Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM. Beliau lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum umur gestasi mencapai 37 minggu. Kelahiran prematur meliputi kelahiran prematur idiopatik, kelahiran prematur iatrogenic dan premature rupture of the membrane (PPROM). Tahun 2010 Indonesia memiliki jumlah kelahiran premature sebanyak 675.744 (4-5% dari angka global). Hal ini menyebabkan Indonesia menempati urutan ke-5 negara dengan jumlah kelahiran prematur terbanyak didunia setelah India, China, Nigeria dan Pakistan.

Dalam penelitiaannya dipaparkan bahwa, individu yang memiliki genotype IL6-176GG mengekspresi IL-6 lebih banyak dibandingkan dengan genotype lain. Beberapa teori diungkapkan mengenai peran IL-6 dalam menyebabkan kelahiran premature. Disebutkan bahwa IL-6 selain berperan dalam proses inflamasi juga memainkan peran dalam regulasi fungsi imunologi dalam perkembangan plasenta. Dalam hasil-hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa polimorfisme TNF-α dan IL-10 memegang peran yang lebih bermakna dibandingkan dengan gen lain dalam kelahiran prematur.

Menurut beliau, “sampai saat ini belum ada penelitian yang mengkaitkan antara SNP TNF-α-308(G/A) dan SNP IL-10-1082(A/G) baik secara tunggal atau secara bersama-sama dengan kejadian kelahiran prematur di Indonesia.”

“Penelitian ini adalah penelitian kasus-kontrol dengan pendekatan laboratorium untuk melihat hubungan SNP -308(G/A) TNF-α- dan IL-10 -1082 terhadap kelahiran prematur,” tambah dr. Andalas. Kelompok kasusnya, semua wanita hamil yang mengalami kelahiran prematur, sedangkan kelompok kontrol adalah wanita yang mengalami kelahiran normal.

Hasil penelitian Dosen Bagian Obgin FK Unsyiah disimpulkan bahwa terdapat hubungan Genotip GA, dominan model GG dan alel A, SNP -308(G/A) TNF-α dengan kelahiran prematur; terdapat hubungan Genotip GA, dominan model AA dan alel A SNP -1082(A/G) IL-10 dengan kelahiran prematur; terdapat hubungan interaksi genotipe GA-AA dan GG-AG baik sebagai protektif maupun sebagai factor risiko untuk kelahiran premature, tetapi kesemuanya tidak bermakna secara statistik. Beliau menyarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menentukan polimorfisme genetic lainnya yang berperan sebagai factor risiko ataupun factor prognostic kelahiran premature, dan pengembangan informasi, pengetahuan serta teknologi genetika dalam upaya peningkatan pencegahan dan penemuan cara efektif pencegahan kelahiran prematur. (Dian/IRO)

Exit mobile version