Site icon FK-KMK UGM

Clinical pathway dalam penanganan Depresi ditingkat Pelayanan Primer

Depresi merupakan masalah kesehatan dengan beban biaya yang besar, akibat penurunan produktivitas maupun besarnya biaya penanganan. Depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang seharusnya bisa ditemukan dan ditangani ditingkat pelayanan primer. Namun selama ini deteksi kasus gangguan depresi di layanan primer masih sangat rendah. Kebijakan JKN menyatakan bahwa puskesmas sebagai layanan primer merupakan saring pertama dalam mendetekasi masalah kesehatan, termasuk gangguan jiwa. Tenaga kesehatan di puskesmas (dokter, perawat dan psikolog) secara kompentensi sudah memadai untuk melakukan penanganan yang memungkinkan kolaborasi diantara para tenaga kesehatan di puskesmas.

Berdasarkan disertasi Dr. dr. Bambang Hastha Yoga Legawa Budiman, Sp.KJ, Staf Pendidik FK UGM disampaikan bahwa, depresi merupakan gangguan jiwa yang menimbulkan disabilitas dan menjadi salah satu beban penyakit besar di negara maju dan di dunia. Di Yogyakarta, khususnya di Sleman, angka kejadian depresi juga mengalami peningkatan yang dipicu oleh terjadinya sejumlah bencana alam besar di wilayah Sleman dalam 10 tahun terakhir. Hal ini ditunjukkan oleh hasil skrining yang dilakukan oleh Kushadiwijaya, Marchira dan Nurhasanah yang menunjukkan bahwa 48,1% subyek menunjukkan gejala gangguan jiwa, dimana sebagian besar menderita depresi.

Rekomendasi WHO menyebutkan bahwa proses integrasi pelayanan kesehatan jiwa dalam pelayanan primer melibatkan semua professional yang bergerak dalam bidang kesehatan di layanan primer, diantaranya dokter, perawat, bidan dan psikolog. Menurut dr. Hastha Yoga, “untuk bisa melakukan penanganan kasus depresi di layanan primer dengan baik, dibutuhkan suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu atau Integrated clinical pathway (ICP/alur klinis terpadu) mengenai gangguan depresi”. Clinical pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien muali dari masuk sampai keluar dari pusat pelayanan kesehatan (Puskesmas atau RS) berdasarkan standar pelayan medis, standar asuhan keperawatan, dan standar pelayanan tenaga kesehatan lainnya, yang berbasis bukti dengan hasil yang dapay diukur dan dalam jangka waktu tertentu selama pelayanan kesehatan.

Kolaborasi antar tenaga kesehatan merupakan inti dari penggunaan clinical pathway untuk penanganan depresi. “Apalagi hasil penelitian menunjukkan pengetahuan para tenaga kesehatan di layanan primer berbeda-beda sesuai dengan wewenang klinisnya namun saling melengkapi,” ujar dr. Hastha Yoga. Pengembangan clinical pathway bisa digunakan untuk efisiensi biaya dan efektifitas sumber daya, sehingga basis dari pengembangan ini pada kolaborasi interprofesi tenaga kesehatan di pelayanan primer.

“Adapun tantangan dalam aplikasinya adalah belum adanya pelatihan aplikasi clinical pathway dan perbiayaan penanganan kesehatan mental, khususnya depresi di layanan primer,” tambah beliau.

Disertasi dengan judul Manajemen Depresi di Puskesmas Kerjasama Interprofesi di Kabupaten Sleman DIY (Kondisi Aktual dan Rekomendasi) sebagai syarat mencapai derajat Doktor dalam Ilmu Kedokteran dan Kesehatan FK UGM. dr. Hastha Yoga lulus dengan predikat sangat memuaskan. Hasil penelitian beliau menunjukkan bahwa manajemen (tata laksana) pasien depresi di Puskesmas Kabupaten Sleman belum memiliki suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu atau ICP/alur klinis terpadu). Distribusi pengetahuan tenaga kesehatan di Puskesmas mengenai manajemen depresi tidak merata. Karena itu perlu dikembangkan clinical pathway dengan kolaborasi interprofesi untuk mengoptimalkan kemampuan masing-masing tenaga kesehatan. Hasil uji penerapan menunjukkan bahwa clinical pathway yang dikembangkan sudah aplikatif dan sangat membantu manajemen depresi interprofesi di Puskesmas Kabupaten Sleman secara efektif dan efisien.

Bertindak sebagai promotor dr. Hastha Yoga adalah Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. dari Fakultas Kedokteran UGM, sedang ko-promotor Prof. Dr. Dra. Sofia Retnowati, MS dari Fakultas Psikologi UI. (Dian/IRO)

Exit mobile version