FK-KMK UGM. Center For Indonesian Medical Students’ Activities (CIMSA) Universitas Gadjah Mada menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan National Peer Education Workshop (NPEW) dan Training Sexual & Reproductive Health and Rights Trainers (TSRHRT) yang berlangsung selama empat hari, pada 10 hingga 13 April 2025 di FK-KMK UGM.
Kegiatan ini merupakan program pelatihan dan pengembangan kapasitas berskala nasional yang diinisiasi oleh Standing Committee on Sexual & Reproductive Health and Rights Including HIV and AIDS (SCORA) CIMSA Indonesia, dengan tujuan utama membentuk edukator muda yang kompeten dalam isu kesehatan seksual dan reproduktif. Melalui kegiatan ini, para peserta dilatih untuk menjadi Peer Educator Trainer (PETRA) dan Sexual & Reproductive Health and Rights Trainers (SRHRT).
Kedua peran ini sangat penting dalam memperluas jangkauan edukasi kesehatan reproduksi secara lebih tepat, inklusif, dan sensitif terhadap konteks sosial-budaya yang ada. Tak hanya sebagai pelatihan teknis, kegiatan ini juga menjadi ruang berbagi pengalaman, membangun jaringan, serta memperkuat kapasitas mahasiswa kedokteran untuk menjadi agen perubahan dalam isu-isu kesehatan yang masih kerap dianggap tabu di masyarakat.
Selama empat hari pelaksanaan, peserta mengikuti berbagai rangkaian sesi interaktif, lokakarya, studi kasus, dan simulasi pengajaran yang difasilitasi oleh trainer berpengalaman di bidang SRHR (Sexual and Reproductive Health and Rights). Dalam suasana yang inklusif dan suportif, peserta didorong untuk mengembangkan keterampilan komunikasi, empati, serta pendekatan berbasis bukti dalam menyampaikan materi kepada kelompok sebaya maupun komunitas yang lebih luas.
Keterlibatan CIMSA UGM sebagai tuan rumah juga mencerminkan komitmen organisasi mahasiswa ini dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dengan mengedepankan hak dan akses terhadap informasi kesehatan seksual yang benar dan aman, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pendekatan peer-to-peer education yang terbukti efektif dalam menyampaikan pengetahuan di kalangan remaja dan mahasiswa, serta SDG 5: Kesetaraan Gender, karena pendidikan SRHR berkontribusi langsung dalam mengurangi stigma, diskriminasi, dan kekerasan berbasis gender. Selain itu, kegiatan ini juga bagian dari kolaborasi, sehingga sejalan dengan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Dengan penyelenggaraan NPEW dan TSRHRT 2025 ini, CIMSA UGM tidak hanya memperkuat peran mahasiswa dalam bidang kesehatan masyarakat, namun juga ikut berkontribusi dalam membangun generasi muda yang sadar hak, kritis terhadap isu kesehatan, serta mampu mendorong perubahan positif di komunitas masing-masing. Pelatihan ini menjadi bagian penting dari kesinambungan pembelajaran dan advokasi yang berbasis ilmu pengetahuan serta nilai-nilai kemanusiaan. (Kontributor: Anya).